NASIB ANAK KOST AKHIR BULAN
Ketika kita sudah menentukan pilihan untuk menjadi anak kost, berarti
kita sudah siap untuk hidup mandiri. Kehidupan kita yang berlanjut,
berpisah dari keseharian bersama orang tua dan saudara lainnya,
menjadikan kita harus mengubah sifat kita yang manja dan bersiap untuk
hidup mandiri. Jalan itu juga yang saya pilih sekarang. Ketika saya
lulus SMA tahun 2010 lalu, saya sudah menentukan ingin menjadi perantau
untuk melanjutkan studi saya dan saya siap dengan itu.
Akhirnya saya menemukan kost-kostan yang nyaman, murah, dan
fasilitasnya lengkap dengan apa yang saya butuhkan . Daerahnya sejuk dan
dekat dengan kampus. Saya mulai merasakan suasana yang berbeda dari
suasana rumah. Adaptasi memang sulit tapi sangat diperlukan dan harus.
Lama-lama saya sudah terbiasa jauh dari orang tua, terbiasa hidup
mandiri dengan memikirkan sendiri kondisi perut dan kondisi tubuh dalam
status ‘Anak Kost’. Saya senang jadi anak kost, terasa begitu menantang.
Tapi masalahnya, ketika akhir bulan saya dan mungkin anak kost lainnya
bakal ‘menderita’.
Kebanyakan perantau diberi uang untuk ‘bertahan hidup’ di perantauan
sebulan sekali. Biasanya uang itu dikirim orang tua di awal-awal bulan.
Jadi, berbahagialah kita anak kost bila bulan sudah berganti. Karena
rejeki dari orang tua masuk ke kantong di awal bulan. Anak kost sering
hidup royal di awal bulan walau kadang tidak memikirkan bagaimana
kondisinya di akhir bulan.
Di awal bulan bisa saja kita bersenang-senang sambil asiknya
menikmati lembaran uang. Tapi bagaimana di akhir bulan? Mie instan
kadang menjadi teman setiap hari. Uang kiriman bulanan sudah menipis,
kantong seakan bolong, penghematan besar-besaran dilakukan, dan receh
yang biasanya kita letak sembarangan di kamar kost menjadi penentu nasib
sebagai jajan tambahan.
Bertahan hidup dengan receh itu kisah yang menarik. Saya pernah
merasakannya. Bila saya mendapat receh dari uang kembalian, biasanya
saya letakkan saja sembarangan di atas meja belajar, kadang di wastafel
atau di meja makan. Saya seakan tidak peduli dengan benda logam itu kalo
saya masih punya lembaran berwarna merah ataupun biru. Tapi bila akhir
bulan mengunjungi saya, semua receh itu saya cari lagi, saya kumpulkan,
bahkan pernah sekali saya berhasil mengumpulkan receh dengan total
28.700 rupiah. Lumayanlah bisa makan 3 kali sehari dengan porsi ’super
hemat’. Saya tobat selalu ‘menelantarkan’ recehan. Dengan pengalaman
itu, saat ini juga recehan sudah saya tempatkan di botol plastik tempat
saya menyimpannya untuk berjaga-jaga bila ‘derita’ itu datang lagi
mengunjungi saya di akhir bulan. Bayangkan kelamnya nasib kita setiap
akhir bulan.
Setiap bulan saya selalu ‘hidup mewah’ mendapat kiriman jajan.
Lumayan kan kantong segar kembali. Dan ‘hidup mewah’ itu merupakan
‘pelampiasan’ saya atas penderitaan yang saya alami saat akhir bulan
mendatangi saya. Saya menjadi gemuk di awal bulan, menjadi kurus di
akhir bulan, gemuk lagi, lalu kurus lagi. Lama-lama badan ini jadi ga
konsisten -______-”
Akhir bulan merupakan ‘monster’ bagi anak kost yang jajannya dikirim
per bulan. Akhir bulan kadang menjadi cerita sedih yang penuh haru,
tetapi menjadi latihan dan tantangan bagi kita untuk bisa mengatur
keuangan kita sebagai anak kost. Nasib anak kost di akhir bulan memang
penuh derita, tapi kadang tidak juga. Kadang akhir bulan tidak masalah
jika kita bisa mengatur keuangan kita agar cukup sampai kiriman bulan
berikutnya datang. Tapi kalo tidak, siap-siap saja mie instan kembali
menjadi teman baik kita di akhir bulan. Akhir bulan seakan menjadi
‘Musim Dingin’ bagi anak kost yang menantikan datangnya ‘Musim Semi’,
yaitu datangnya awal bulan yang memperikan “Pertolongan Pertama Bagi
Anak Kost” setiap bulannya.
Anak kost memang menjadi langganan si ‘akhir bulan’, seakan nasib
tubuh ini ditentukan saat itu. Tetapi ambil pengalaman yang bermakna
yang pastinya setiap anak kost pernah merasakannya. Bila tetap
dimanjakan oleh orang tua, kapan lagi kita merasakan susahnya mereka
mencari uang? Kita juga sesekali perlu merasakan bagaimana susahnya
tidak punya uang, dan bagaimana caranya mengatasi keuangan bila kantong
sudah kering. Mungkin ‘Akhir Bulan’ versinya ‘Anak Kost’ bisa menjadi
pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar